Pasirputih.-Institute for Regional
Development and Studies (IRDeS) bekerjasama dengan MCW (Malang Corruption
Watch) dan ICW (Indonesia Corruption Watch) yang tergabung dalam Jaringan Anti
Korupsi Jawa Timur (JAKORJATIM) pada hari Sabtu (06/06/2014) melakukan diskusi
publik dengan Tema "Penguatan Pemantauan Pilpres 2014 menuju Pemilu yang
Bersih" bertempat di Hotel Sidomuncul I Pasir Putih Situbondo. Kegiatan
tersebut dihadiri sebanyak 40 orang yang berasal dari unsur Pimpinan Partai
Politik, Akademisi, Organisasi Masyarakat/NGO dan juga beberapa Media
Lokal/Nasional.
|
Gambar 1.1 Diskusi Publik |
Kegiatan
diawali dengan pemaparan hasil pemantauan Pemilu Legislatif 2014 oleh saudara
Akmal selaku Koordinator Pemantau Politik Uang dari MCW. Dari hasil
pemantauannya di beberapa kota/Kabupaten di Jawa Timur, Kota Malang mendapatkan
nilai tertinggi dalam praktik Politik uang kemudian diperingkat kedua Kabupaten
Pasuruan dan posisi ketiga Kabupaten Sidoarjo serta beberapa kabupaten lainnya termasuk Kabupaten Situbondo yang juga terdapat praktek politik Uang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
warga masyarakat telah memiliki keberanian untuk mengadu meskipun belum
mencapai tahapan investigasi. Sementara daerah - daerah lain yang belum
tercantum atau tidak ditemukan adanya temuan, bukan berarti bersih dari praktik
koruptif, tetapi ada dua Kemungkinan.Pertama, daerah
tersebut memang bersih dari praktik-praktik politik uang. Kedua, daerah-daerah
tersebut memiliki intensitas intimidasi dan kekerasan yang sangat besar hingga
mencegah warga untuk melapor ataupun mengadukan.Temuan-temuan dilapangan sebenarnya sangat banyak, namun tidak semua bisa didokumentasikan karena keterbatasan tenaga pemantau.
|
1.2 Peserta berasal dari Unsur Parpol,
Akademisi,Ormas/NGO dan Media |
Acara Kemudian dilanjutkan
dengan Keynote Speaker oleh Bupati Situbondo.Point penting yang perlu digaris bawahi adalah bahwa politik Uang harus segera diberantas agar tidak merusak mental masyarakat. Menurutnya, adanya praktik politik uang bukan karena sistem, tetapi dikarenakan Moral yang kurang baik. Maka dari itu, Kabupaten Situbondo untuk bisa menekan Kemerosotan Moral, dilakukan pendekatan secara keagamaan melalui Pelantunan Sholawat Nariyah Sesuai dengan amanat Ulama Situbondo (Alm) Kiai Haji Sufyan Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Bunga Sletreng Situbondo.
Setelah Keynote Speaker oleh Bapak H. Dadang Wigiarto,S.H, Acara Kemudian dilanjutkan Diskusi Publik dengan Narasumber Saudara Zainuddin dari MCW dan Imam Nawawi dari Panwaslu Kabupaten Situbondo. Dalam pemaparannya Panwaslu mengatakan bahwa Undang-undang tentang
pemilu masih sangat lemah. Sehingga pihak Panwaslu tidak bisa bertindak secara
tegas ketika menemukan pelanggaran di Lapangan. Lanjut dia, temuan -
temuan tersebut sebenarnya sudah sering dilaporkan oleh masyarakat akan tetapi
karena tidak cukup alat bukti, Laporan tersebut tidak bisa dilanjutkan.
Berbeda halnya dengan Pemaparan Zainuddin, menurutnya Panwaslu dibeberapa
daerah dalam melaksanakan pengawasan hanya dalam rangka menggugurkan tugas saja.
Pengerahan tenaga dalam pengawasan pesta demokrasi cenderung masih
belum begitu maksimal dilakukan. Maka dia merekomendasikan, dalam pilpres
mendatang panwaslu harus lebih tegas dalam menindak para pelaksana pemilu
ataupun masyarakat yang melakukan praktik Politik Uang agar Demokrasi kita
tidak ternodai.
|
1.3 Session Tanya Jawab |
Diskusi menjadi lebih memanas ketika masuk dalam session tanya Jawab. Peserta Diskusi yang sebagian berasal dari Partai politik mempertanyakan kenetralan Panwaslu. Ada juga yang mempertanyakan sekaligus menawarkan diri untuk menjadi Relawan Pemantau Pemilu Presiden Mendatang. Intinya, Semua Elemen Masyarakat menginginkan Pemilu Mendatang menjadi pemilu yang bersih tanpa ada Praktek Money Politik. Mereka semua menginginkan Demokrasi yang Berkeadilan dan mampu mensejahterakan Masyarakat. (SZ/IR/2014)
Komentar