Langsung ke konten utama

WASAPADAI PENUMPANG GELAP KPK, TRACKING MASYARAKAT HARUS JADI PRIORITAS

Konferensi Masyarakat Sipil Jawa Timur

Malang.-Seleksi calon pimpinan KPK masa depan adalah titik penting dimana agenda pemberantasan korupsi ditentukan, apakah pemberantasan korupsi akan berjalan dengan progressif sejalan dengan semangat menjadikan korupsi sebagai musuh utama rakyat Indonesia, ataukah agenda pemberantasan hanya akan berjalan di tempat bahkan mundur. Jawaban atas dua pertanyaan tersebut hanya terjawab jika Panitia Seleksi (PANSEL) pimpinan KPK menjadikan tracking dan masukan masyarakat sebagai pertimbangan prioritas dalam memilih calon.
Berbagai proses telah ditempuh dan dilakukan oleh panitia seleksi calon pimpinan KPK, dengan harapan dapat menjaring sosok ideal untuk memimpin lembaga anti korupsi tersebut, sehingga harapan public yang telah menjadikan KPK sebagai garda terdepan dalam agenda pemberantasan korupsi tidak kusut ditengah berbagai macam tantangan yang telah dan akan dihadapi oleh KPK. Sebagai lembaga yang dibentuk untuk menyempurnakan agenda pemberantasan korupsi yang tidak maksimal dilakukan oleh kejaksaaan maupun kepolisian.  Maka sudah tidak menjadi keraguan, jika public berharap bahwa proses seleksi yang dilakukan oleh panitia seleksi calon pimpinan KPK dapat melahirkan orang-orang yang berkualitas, berintegritas dan mempunyai keberanian untuk memimpin KPK.
Masyarakat meyakini bahwa proses seleksi yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik, serta proses yang buruk akan melahirkan pemimpin yang buruk. Artinya, panitia seleksi sebagai filter awal untuk melahirkan calon yang baik, perlu memperhatikan beberapa hal seperti: ketelitian, kecermatan dan keterbukaan terhadap usulan public, terutama public yang mempunyai konsern terhadap isu anti korupsi. Poin-poin tersebut sangat penting dilakukan oleh Pansel, demi menjaga hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan KPK, yaitu tetap menjadi lembaga anti korupsi yang independen dan tidak bisa diintervensi oleh kekuasaan apapun.
Ketelitian yang dimaksud adalah, pansel perlu mempunyai sensitifitas untuk mengukur para calon yang telah lolos secara administrative mengenai rekam jejak, integritas dan kemampuannya untuk memimpin KPK. Jangan sampai karna kecerobohan dalam mengukur prasyarat tersebut, calon-calon yang berafiliasi dengan partai, rekam jejak yang buruk tampil menjadi pimpinan KPK. Adapun kecermatan yang diperlukan adalah pansel KPK memperhatikan kualitas calon yang telah lolos tahap administrative, dalam artian setelah mereka mempunyai rekam jejak yang baik, kualitas calon juga dapat dipertanggungjawabkan untuk memimpin KPK. Dan yang paling terpenting adalah keterbukaan pansel KPK kepada public, keterbukaan disini menjadi prasyarat bagaimana pansel mengakomudir masukan dan catatan dari public mengenai profile para calon yang telah lolos administrative, sehingga tidak ada calon yang sebenarnya mempunyai profile tidak baik masuk menjadi pimpinan KPK, selain itu keterbukaan menjadi penting untuk mengukur dan menilai bahwa pansel KPK benar-benar clear dan tidak mempunyai agenda terselubung.
Publik telah mewanti-wanti kepada Pansel KPK agar bekerja sesuai dangan mandat yang telah diatur dalam UU KPK. Bahkan koalisi masyarakat sipil (KMS) anti korupsi secara tegas dan berkomitmen, untuk turut serta mengawal tahapan demi tahapan seleksi yang dilakukan oleh Pansel. Dalam rangka menghindari masalah yang tidak diinginkan yang dapat merusak reputasi dan kualitas pimpinan KPK. Dalam pemantauan yang dilakukan oleh KMS anti korupsi, ditemukan beberapa hal yang kiranya menunjukkan bahwa Pansel KPK belum bekerja optimal untuk menjaring dan menyaring para calon yang telah mendaftar ke Pansel KPK, bahkan setelah Pansel mengumumkan nama-nama pendaftar yang dinyatakan lolos secara administrative, ditemukan beberapa daftar yang lolos, tidak memiliki kriteria ideal untuk diloloskan. Berikut adalah catatan konsorsium anti korupsi terhadap proses seleksi yang dilakukan oleh Pansel Capim KPK:

Calon yang lolos administrative masih banyak didominasi oleh calon-calon yang tidak jelas.
  1. Banyak yang lolos tetapi tidak pernah kelihatan perannya dalam upaya mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia, hal ini menjadi penting untuk dicermati oleh pansel agar calon yang lolos tidak hanya karna lengkap karna administrative, Tetapi karna memiliki rekam jejak yang konstributif
  2. Ada daftar calon yang masih menjadi bagian dari politisi yang belum lama meninggalkan hubungannya dengan partai, hal ini menjadi penting untuk menghindari calon-calon yang punya afiliasi dengan partai-partai tertentu. Apalagi beberapa ada yang diragukan komitmennya untuk mendukung agenda pemberantasan korupsi
  3. Banyak calon yang lolos, diragukan ketulusannya untuk mengabdi di KPK. Hal ini dapat dilihat dari beberapa daftar yang dalam kesempatan dan waktu yang sama mengikuti seleksi calon pimpinan lembaga tinggi Negara yang lain. Hal ini berpotensi mereduksi semangat anti korupsi yang tulus
  4. Daftar-daftar yang lolos dari Jawa Timur jika dikaitkan dengan temuan di atas, sebagian besar masuk kategori yang diragukan kejelasannya, terutama mengenai komitmen yang tulus untuk memimpin KPK (ada 10 calon yang lolos dari Jatim)    


Pansel belum cukup memprioritaskan masukan public dalam tahapan seleksi yang telah dan yang akan dilakukan.
  1. Pansel tidak memberikan cukup waktu yang panjang kepada public untuk memberikan masukan dan catatan terhadap calon-calon yang lolos, hal ini karna waktu yang mepet satu bulan bersamaan dengan hari libur puasa dan lebaran. Publik akan sulit untuk memberikan masukan karna waktunya yang mepet. Mepetnya waktu yang disediakan bisa menjadi celah lolosnya calon-calon yang tidak kapable untuk memimpin KPK.Padahal masukan publik tentang rekam jejak calon perlu diperhatikan hingga saat pansel menyerahkan hasil seleksinya ke Presiden.
  2. Pansel belum bagaimana mekanisme bagi public untuk memberikan masukan secara mudah, sederhana dan bisa dijadikan panduan oleh masyarakat untuk menelusuri rekam jejak para calon. Jika hal ini tidak diatur dengan baik, kesempatan public untuk memberikan masukan hanya sia-sia
  3. Pansel tidak menyadari pentingnya jaminan proteksi bagi masyarakat yang memberikan masukan dan catatan kepada calon-calon yang lolos, terutama terhadap calon-calon yang dari institusi penegak hukum. Jika hal ini tidak diatur dan dijamin, maka akan banyak para tracker yang bisa dikriminalisasi ketika memberikan pandangan dan masukan terhadap calon-calon tersebut      

        Berkaca pada tahapan sebelumnya, Pansel KPK belum cukup transparan dalam hal informasi calon/pendaftar. Yakni Pansel tidak membuka identitas/nama-nama calon saat masih proses pendaftaran. Pansel juga tidak menyediakan informasi memadai tentang latar belakang dan profesi terahir para calon yang lolos, terutama calon-calon yang dari lembaga Negara, hal ini mempersulit public untuk menelusuri secara mendalam profile para calon.
Temuan-temuan yang ditemukan oleh konsorsium anti korupsi, tentu harus menjadi bahan evaluasi yang harus dilakukan oleh Pansel Capim KPK. Agar masalah-masalah yang muncul dalam tahapan seleksi tidak terulang kembali. Karna jika masalah seperti di atas masih berulang, maka besar kemungkinan seleksi calon pimpinan KPK tidak akan menghasilkan sosok ideal, yaitu calon-calon yang mempunyai rekam jejak yang bagus, berintegritas, dan berani untuk memberantas korupsi secara independen dan tidak mempunyai beban masa lalu.
Menyikapi tahapan yang telah dan akan berlangsung, kami dari koalisi masyarakat sipil anti korupsi yang terdiri dari jaringan anti korupsi Jatim (Indonesia Corruption Watch, Transparency International Indonesia, Malang Corruption Watch, LBH Surabaya, Gusdurian Jatim, Kontras Surabaya, KRPK Blitar, PUskap Madiun,FH Unijoyo, Irdes Situbondo, Intrans Institute dan AJI Malang) dan jaringan pesantren Jawa Timur (Ma’had Aly Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo :
  • Meminta pansel memprioritaskan tracking dan masukan masyarakat sipil.
  • Mengingatkan pansel agar mewaspadai penumpang gelap dalam seleksi pimpinan KPK.
  • Melakukan tracking terhadap calon-calon yang lolos dari Jawa Timur
  • Mengawal kinerja pansel KPK agar bekerja secara cermat, teliti dan terbuka
  • Memberikan masukan dan catatan kepada pansel terkait kemungkinan calon-calon yang           tidak memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki konflik kepentingan
  • Mendukung calon-calon yang punya rekam jejak yang bagus, berintegritas, berkualitas            untuk menjadi pimpinan Ideal KPK

 05/07/2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NODA DEMOKRASI KITA

“Information is an essential underpinning of democracy at every level. At its most general,democracy is  about the ability of individuals to participate effectively in decision-making that affects them.” (Toby Mendel) PARTAI POLITIK : APAKAH MASIH BISA DIPERTANGGUNGJAWABKAN? Dalam pengantar buku “ Freedom of Information : A comparative legal survey”, Toby Mende l mengutip pernyataantentangpentingnyasebuahinformasibagiorganisasi non pemerintah. Bagi mereka i nformasi adalah oksigen bagi demokrasi. Hal ini memang sangat masuk akal, mengingat demokrasi adalah konsep yang mempersilahkan semua warga n egara untuk berperan serta dalam proses pengambilan keputusan. Dalam suasana demokratis, maka informasi adalah hal yang mutlak harus dimiliki. Bahkan untuk dapat memilih calon DPR atau kepala desa sekali pun, harus didasari dengan informasi terkait profil dan  track record dar i para calon agar dapat memilih calon yang tepat dan benar-benar berjuang untuk rakyat. Oleh k...

Kunjungan Menteri Desa Ke Desa Agel

Warga Desa Agel memadati jalan untuk bersalaman langsung dengan Menteri Desa Kunjungan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi ke Situbondo merupakan yang pertama sejak dilahirkannya Undang-undang tentang Desa. Desa Agel Kecamatan Jangkar menjadi Tuan Rumah Pada kunjungan kali ini, berdasarkan dari hasil kepakatan dan diskusi para Kepala Desa yang terhimpun dalam Aliansi Kepala Desa Situbondo atau disingkat AKaDS [1] yang didorong oleh IRDeS [2] Situbondo ­ . Konsep Acara Kunjungan tersebut dikemas dalam bentuk Pameran Potensi Desa dengan Tema : “ BUM Desa sebagai Pondasi Membangun Kesejahteraan Masyarakat”. Tujuannya adalah : 1.       Meningkatkan perekonomian Desa; 2.       mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa; 3.       meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi Ekonomi Desa; 4.       Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa ...

Training Penguatan Pemantauan Pilpres 2014

Diskusi Bermain Peran  Cendana.- Setelah dilaksanakannya Diskusi Publik yang bertempat di Hotel Sidomuncul I,Rekan - rekan Jaringan melanjutkan dengan kegiatan Training Penguatan Pemantauan Pilpres 2014 yang bertempat di Sekretariat IRDeS Gang Cendana RT/RW : 01/01 Ling. Karang Asem Patokan Situbondo.Kegiatannya dikemas Santai lesehan sambil menikmati Kopi. Materi pertama  tentang tori-teori pemantauan, tahapan pemantauan ,pembagian buku pedoman Advokasi pendidikan dan Pelayanan Publik. Peserta juga menyampaikan beberapa kejadian-kejadian praktik politik uang menjelang pemilu. Praktik tersebut  sering terjadi di Panwaslu,KPU,Pemerintah Daerah juga masyarakat. Namun tidak ada tindak lanjut dari Panwaslu Kabupaten Situbondo terhadap kasus-kasus tersebut.  Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut, dilakukan Pembagian peran, ada yang berperan menjadi Penyelenggara KPU, Panwaslu, Masyarakat dan Pemerintah Daerah. Setiap tokoh yang berperan di dalam simulasi te...